Sang raja ingin bertemu nabi Khidir - Cerita Sejarah Islami

Sang raja ingin bertemu nabi Khidir

Suatu malam seorang Raja bengis di Turkestan sedang mendengarkan kisah-kisah yang disampaikan oleh seorang sufi. Lalu sang Raja bertanya tentang Nabi Khidir .

“Khidir, Datang kalau diperlukan. Tangkaplah jubahnya kalau ia muncul, maka segala pengetahuan akan menjadi milik Baginda.” Jawab Sufi

“Apakah itu bisa terjadi atas siapapun ?” tanya sang raja                                                               
“Ya, siapapun bisa,” kata sufi.
“Siapa pula lebih bisa dariku ?” pikir Sang Raja

Raja sangat ingin bertemu dengan Nabi Khidir, seperti diceritakan sang sufi, ia ingin menangkap jubahnya agar memperolah berbagai ilmu pengetahuan.

Sang raja kemudian mengedarkan pengumuman yang berisi:
“Siapa yang bisa menghadirkan Khadir Yang Ghaib di hadapanku, akan kujadikan orang kaya.”

Kabar itu segera tersebar ke seluruh pelosok negeri. Seorang lelaki bernama Bakhtiar Baba mendengar pengumuman itu.

Kemudian Bakhtiar menghadap raja, lalu member hormat dan berkata kepada Sang  Raja.
“Hamba dapat menghadirkan Khidir, tetapi ada syaratnya…”
“Apa syaratnya yang kau pinta?” Tanya sang Raja.
“Baginda harus memberi hamba seribu keping uang emas.” jawab Bakhtiar Baba
“Tunggu….”kata raja.”Berapa lama kau dapat mencari Khidir?”
“Hamba akan mencari Khidir dalam waktu empat puluh hari” jawab Bakhtiar Baba
“Kalau engkau bisa menemukan Khidir, Kau akan mendapat sepuluh kali seribu keping  uang emas ini. Kalau gagal kau akan mati dipancung di tempat ini sebagai peringatan kepada siapapun yang akan mencoba mempermainkan rajanya.” kata sang Raja

Bakhtiar pun pulang dan memberikan uang itu kepada istrinya. Pada hari kempat puluh ia menghadap raja.

“Yang mulia, Kerakusanmu telah menyebabkanmu berpikir bahwa uang akan bisa mendatangkan Khidir. Tetapi Khidir, tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan. kata Bakhtiar Baba
Raja sangat marah. “Orang celaka, kau telah mengorbankan nyawamu, Siapa pula kau ini, berani-beraninya mencampuri keinginan seorang raja?” kata sang Raja

Dengan tenang Bakhtia berkata,” Menurut dongeng, semua orang bisa bertemu Khidir. Tetapi pertemuan itu hanya aka nada manfaatnya apabila maksud orang itu benar.”
“Cukup bualanmu itu !” hardik sang raja.” Sebab aku tak akan memperpanjang hidupmu. Waktumu sudah habis ! kau hanya tinggal menungguku untuk meminta nasehat para menteriku tentang cara paling tepat guna menghukummu.”balas sang Raja

Raja menoleh pada Menteri Pertama dan berkata,” Bagaimana cara orang ini mati ?”
Menteri pertama menjawab, “Panggang hidup-hidup, sebagai peringatan.”
Menteri kedua berkata, “Potong-potong tubuhnya, pisah-pisakan anggota tubuhnya.”
Menteri ketiga berkata, “Sediakan kebutuhan hidup orang ini, agar ia tidak lagi menipu demi kelangsungan hidup keluarganya.”

Seorang bijaksana yang sudah sangat tua memasuki ruangan itu. Dan mengajukan pendapat sesuai dengan prasangka yang tersembunyi dalam dirinya.
“Orang tua apa maksud kedatanganmu ?” Tanya raja.
“Saya hanya ingin mengulas nasehat para menteri ini.” Jawab orang tua itu.
“Apa maksudmu !” tanya raja

“Maksudku, menteri pertama ini aslinya Tukang Roti, jadi ia berbicara tentang panggang-memanggang. Menteri kedua dulu tukang daging, jadi ia bicara tentang potong-memotong daging. Menteri ketiga, yang telah mempelajari ilmu Kenegaraan, melihat sumber masalah yang kita bicarakan ini.” Jawab orang tua itu

orang tua itu melanjutkan perkataannya “Catat dua hal ini. Pertama, Khidir muncul melayani setiap orang sesuai dengan kemampuan orang itu untuk memanfaatkan kedatangannya. Kedua, Bakhtiar, orang iri yang kuberi nama Baba karena pengorbanannya telah didesak oleh keputusaasaan untuk melakukan tindakan tersebut. Keperluannya semakin mendesak sehingga akupun muncul di depanmu.”

Semua orang terkejut mendengar perkataan orang tua ini. Ketika orang-orang itu  memperhatiannya dengan saksama, orang bijaksana itu lenyap beitu saja. Raja sangat menyesal karena tidak sempat memanfaatkan saat pertemuan itu, karena orang itu tak lain adalah Nabi Khidir.
                                                                             
Sumber : Kisah nabi Khidir as
Tag : Kisah Nabi
Back To Top