Kisah Nabi Nuh a.s dan istrinya - Cerita Sejarah Islami

Kisah Nabi Nuh a.s dan istrinya

Hari masih pagi. Wanita itu bangun, dan segera bergegas ke dapur. Di pagi yang sunyi itu, dia ingin membuat makanan. Ternyata tak cukup lama pekerjaan dapur itu menyita waktunya. Setelah itu, dia segera melangkah keluar. Pelan-pelan dia berjalan, takut kalau-kalau seisi rumah mendengar langkahnya. Tetapi saat tangannya meraih daun pintu, anaknya yang masih muda tiba-tiba menegur, “Sepagi ini, ibu mau kemana…?” sang ibu, yang tak lain adalah istri Nabi Nuh, kaget. Dengan muka pucat, dia segera memberikan isyarat agar anaknya yang bernama Kan’an untuk tidak bersuara keras. “Aku mau ke Makbad Besar (tempat peribadatan penyembahan berhala). Lupakah anakku, bahwa hari ini adalah hari raya tuhan-tuhan kita?”

Si anak tersenyum seraya berkata, “Ibu berbuat yang terbaik. Nanti saya menyusul. Ibu tahu kan… kalau ayah tidak senang melihat kita pergi kesana?” istri Nabi Nuh lalu berangkat. Sesampai disana, ia segera mempersembahkan makanan dan berdo’a. selesai berdo’a, istri Nabi Nuh menengok dan mendapati putranya sudah ada disana. Waktu berlalu dengan tepat, upacara penyembahan itu pun akhirya usai. Istri Nabi Nuh kembali ke rumah. Dalam perjalanan pulang, ia diberitahu oleh anaknya, “Wahai ibu, tahukan apa yang sedang dilakukan ayah?” kata Kan`an
“Apa yang dia berbuat, wahai anakku?” tanya ibunya
“Ayah menyeru orang-orang di pasar dan sekelilingnya untuk bertakwa kepada Allah.”  Jawab Kan`an

Istri Nuh memandang Kan’an seraya berkata, “Kalau begitu ayahmu tak menghendaki kita menyembah tuhan-tuhan yang memberi rezeki dan memelihara kita.” Sepanjang perjalanan  keduanya lebih banyak membisu. Dalam hati, sudah kuat keingkaran ibu dan anak itu untuk tidak menganut ajaran yang dibawakan Nabi Nuh.

Ketika malam tiba, Nabi Nuh pulang kerumah dengan rasa letih, meletakkan tongkatnya di dinding dan kemudian duduk.
Istrinya tiba-tba mendekat seraya berkata. “Mengapa engkau terlambat pulang sampai selarut ini?”
“Aku harus menyampaikan risalah dari Allah.”Jawab nabi Nuh a.s
“Risalah apakah itu?” tanya Istrinya
 Nabi Nuh menjawab dengan tegas, “Risalah agar menusia menyembah Allah dan meninggalkan berhala.”
“Kamu telah bertahun-tahun hidup bersama kami,” sahut istri Nabi Nuh, “Tapi kenapa kini berselsisih paham dengan apa yang disembah oleh kaummu.” tanya Istrinya kemudian
“Allah memilihku untuk menjalankan tugas ini. Karena itulah, sekarang kumpulkan anak-anak kita, aku akan menunjukkan tentang yang kubawa ini, sebagaimana aku menyeru kepada orang lain,” Jawab nabi Nuh a.s

Namun istri Nabi Nuh diam seribu bahasa. Sementara Kan’an datang mengambil tempat duduk di sampingnya.

Dia berkata kepada ayahnya, “Nuh, anak-anakmu sedang tidur. Tundalah hal itu sampai besuk pagi!”
“Kalau begitu, tidak ada salahnya aku menyampaikan hal ini kepada kalian berdua lebih dahulu.” Kata Nabi Nuh
“Mengapa ayah tergesa-gesa dengan hal ini? Ucap Kan’an.
“Tidurlah sampai besok pagi!” sahut istri Nabi Nuh.
“Tidak! Aku harus melaksanakan tanggung jawabku terhadap Allah. Sebab kalian berdua adalah ahli baitku dan aku harus menjadi orang yang menyeru kalian berdua untuk pertama kali.”  kata Nabi Nuh

Kan’an memandang ibunya,. Sang ibu pun juga memandangnya seraya berkata kepada Nabi Nuh : “Kami tak akan meninggalkan agama nenek moyang kami.” Perdebatan antara Nabi Nuh dan keduanya akhirnya terjadi. Anak-anak Nuh yang lain akhirnya terbangun dikarenakan terusik. Mereka bangkit dan menghampiri ketiganya.

Sang ibu dengan segera berkata, “Ayahmu menghendaki kita agar meninggalkan tuhan-tuhan yang kita sembah dan memerintahkan kita untuk menyembah Tuhan yang telah mngutusnya…..”
“Siapakah Tuhanmu itu, wahai ayah?” Tanya anak-anak itu kepada Nabi Nuh.
“Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dia pula yang memberi rezeki, mematikan semua manusia di hari perhitungan (kiamat)…” jawab Nabi Nuh.
“Lantas di manakah Dia berada, ayah? Apakah Ia berada di Makbad Besar bersama tuhan-tuhan yang biasa kami sembah?” Kata anak anaknya
“Anak-anakku,” kata Nabi Nuh, “Sesungguhnya Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia adalah Pencipta ruang dan waktu itu sendiri. Dia tak dapat dilihat oleh mata kita.” jawab Nabi Nuh
“Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa Dia itu ada?” Tanya yang lain.
Nabi Nuh dengan tegas menjawabnya, “Dari tanda-tanda kekuasaan-Nya atas segala sesuatu dari ciptaan-Nya dari langit yang ditinggikan-Nya tanpa tiang, dari bumi yang dihamparkan-Nya dan didalamnya terdapat sungai-sungai dan lautan dari hujan yang tercurah dari lagit dan menumbuhkan tanaman yang menghidupi manusia dan hewan, dan dari kekuasaan-Nya menciptakan manusia dan hewan-hewan dan dari kekuasaan-Nya menciptakan manusia dan mematikan mereka yang semua itu ada di hadapan kita.”

Setelah mendengar perkataan Nabi Nuh itu, anak-anaknya serentak berkata, “Allah telah melapangkan hati kami untuk menerima kebaikan yang ayah serukan…” betapa terperajatnya istri Nabi Nuh tatkala mendengar pengakuan anaknya. Ia segera bengkit dan menghampiri Kan’an. Lalu, berkata lantang kepada suaminya “Telah rusak akal dari anak-anakmu dengan seruan itu. Tuhan kami akan mengutukmu…”
Ternyata istri Nabi Nuh tidak hanya ingkar dengan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh, melainkan mencoba untuk menghalang-halangi dakwah suaminya. Setiap kali ada tetangga yang datang mau menjadi pengikut Nabi Nuh, dan meminta pendapatnya, justru dia menyarankan mereka untuk pulang seraya berkata. “Sekiranya seruan Nuh itu baik, niscaya aku dan Kan’an akan mengikutinya.”

Bulan berlalu dan tahun pun bergulir. Istri Nabi Nuh bukan semakin condong kepada ajaran Nabi Nuh, melainkan semakin menunjukkan penentangannya. “Tidak ada yang mengikutimu, kecuali hanya beberapa gelintir orang miskin. Niscaya bukan karena kemiskinan yang mereka derita, sekiranya mereka tak mungkin mengikutimu. Bukankah ini menjadi bukti  bahwa seruanmu itu bathil? Orang mengolok-olokmu, Nuh. Maka, sebaiknya kamu menghentikan seruanmu itu…!”  Kata istri nabi Nuh

Tapi Nabi Nuh tak putus asa. Ia memikul semua penderitaan itu dan kejahatan orang-orang yang merintanginya. Bertahun-tahun Nabi Nuh berdakwah .........

BERSAMBUNG ke Bagian 2
Back To Top