Jasad Ashim bin Tsabit Al Anshari yang di lindungi lebah - Cerita Sejarah Islami

Jasad Ashim bin Tsabit Al Anshari yang di lindungi lebah

Abu Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah saw. Mengirim sepuluh orang sebagai mata-mata yang dipimpin oleh Ashim bin Tsabit Al Anshari. Ketika mereka sampai di Hudaat (antara Usfan dan Makkah) mereka mendengar berita bahwa mereka akan diserang suku bani Hudzail, yaitu Bani Lahyan dengan seratus pemanah ahli. Mereka mengejar rombongan Ashim. Ketika Ashim merasa kedudukannya berbahaya, ia bertahan diri di sebuah tempat. Ia dan rombongannya dikepung oleh Kaum Bani Lahyan itu dan diminta untuk menyerah.

Jika Ashim dan anak buahnya menyerah, maka Bani Lahyan tidak akan membunuh mereka. Namun Ashim bin Tsabit mengambil keputusan untuk tidak menyerah kepada orang kafir tersebut. Ia kemudian berdo’a, “Ya Allah, kabarkanlah kepada Muhammad tentang keadaan kami ini.” Seketika itu Ashim diserang dengan panah dan gugurlah ia bersama beberapa temannya. Akhirnya hanya tersisa tiga orang. Ketiga lalu menyerah di antara adalah Chuabib, Zaid bin Addatsinah dan  Abdullah bin Thariq.

Ketika mereka telah menyerah, maka dilepaskan tali busur mereka untuk diikatkan kepada ketiga orang ini. Mendapatkan perlakuan sewenang-wenang itu, ketiga orang tersebut berkata, “Ini pengkhianatan pertama. Demi Allah, kami tidak akan mengikuti kamu. Lebih baik aku mengikuti teman-temanku yang telah terbunuh. Meskipun dipaksa, mereka tetap menolak hingga akhirnya Abdullah bin Thariq dibunuhnya.

Dua orang tawanan yang masih hidup dibawa ke Makkah, mereka adalah Chuabib dan Zaid. Sampai di Makkah kedua tawanan itu ditebus oleh putra-putra Al Harits bin Amr untuk dibunuh sebagai balas dendam. Karena dalam perang Badr, Chuabib telah membunuh Al Haris bin Amir. Chuabib tinggal sebagai tawanan.

Pada suatu hari Chuabib meminjam pisau cukur dari putri Al Harits, anak kecil itu merangkak ke tempat Chuabib dan duduk dipangkuannya. Hal ini menimbulkan rasa takut bagi mereka, mereka takut Chuabib akan membunuh anak kecil itu.
“Takutkah engkau tentang anak ini, Demi Allah aku tidak akan berbuat demikian.” Kata Chubabib
“Sebenarnya aku tidak pernah melihat tawanan yang lebih baik dari Chuabib. Demi Allah aku mengetahui ia memakan setangkai anggur di tangannya. Sedangkan tangannya terbelenggu besi. Padahal ketika itu di kota Makkah tidak ada buah anggur. Sungguh rezeki itu diberikannya langsung dari Allah. " Kata perempuan tersebut.

Kemudian setelah Chubaib di bawa keluar dari mekah untuk dibunuh, Chuabib minta izin kepada mereka guna melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah itu ia berkata, “Demi Allah, seandainya aku tidak khawatir kamu sangka aku takut mati terbunuh, pasti aku akan tambah shalatku ini. Ya Allah hitunglah bilangan mereka dan bunuhlah mereka dan cerai berceraikanlah mereka dan jangan tinggalkan dari mereka seorang pun.

Chuabib lalu membaca puisi yang artinya, “Aku tidak hirau ketika aku terbunuh sebagai seorang muslim, meskipun saja gugur, asalkan karena Allah. Maka Allah Kuasa akan memberkahi potongan-potongan anggota yang bercarai berai.

Chuabib adalah orang pertama yang menunaikan shalat sunah dua rakaat ketika hendak dibunuh. Nabi telah memberitahu kepada sahabat-sahabatnya tentang keadaan sahabat-sahabat yang diutus sebagai mata-mata. Kemudian orang-orang Qurays mengirim beberapa orang untuk mengambil jenazah Ashim untuk dibinasakan. Namun Allah melindungi jasad Ashim bin Tsabit Al Anshari dengan lebah yang bagaikan payung diatas jenazah. Hingga orang-orang itu tidak berani mendekatinya atau pun memotong anggota tubuhnya.
Back To Top