Kisah ulama sufi dan buah apel - Cerita Sejarah Islami

Kisah ulama sufi dan buah apel

Di daerah Bukhara terdapat seorang sufi bernama Ibrahim bin Adham, pada suatu hari sang sufi melintasi perkebunan apel. Ibrahim hanya melintasi kebun itu tanpa memperdulikan kebun itu, hal itu karena ibrahim tahu bahwa kebun itu ada pemiliknya. jika dia memetik tanpa izin dari pemiliknya maka dia telah mencuri, jika dia mencuri maka rusaklah semua amal kebaikannya selama ini.

Ibrahim bin adham melintasi kebun hendak menuju ke sungai untuk mandi, karena hari itu terasa sangat panas. Ketika sedang asik mandi, ibrahim melihat buat apel yang hanyut. setelah cukup dekat ibrahim mengambilnya kemudian memakan apel itu. belum sampai setengah dia memakan buah apel itu dia merasakan gelisah, dia berfikir meskipun buah apel ini hanyut tetapi pasti ada pemiliknya. "Ampuni aku ya allah, aku telah memakan harta milik orang lain tanpa izinnya!" ucapnya

Dia segera berbenah untuk mencari siapa pemilik kebun apel itu, ia merasa yakin jika apel yang jatuh itu berasal dari kebun apel yang dilewatinya ketika menuju kesungai. Setelah bertanya kepada beberapa orang sampailah Ibrahim bin adham ke rumah pemilik kebun apel, setelah menucapkan salam keluarlah seorang wanita dari rumah tersebut.

"Apakah nyonya yang memiliki kebun apel di pinggir sungai itu?" tanya ibrahim

"Benar tuan itu kebun saya. tuan ini siapa?" perempuan itu balik bertanya.

"Namaku Ibrahim. Tadi saya mandi di sungai dan menemukan apel yang terhanyut. dan saya memakannya, saya tau memakan harta orang lain tanpa izin adalah dosa. maka dari itu saya kemari untuk meminta maaf dan mohon agar nyonya mengikhlaskan buah apel yang sudah saya makan." Jawab ibrahim

"Tuan kebun itu bukan hanya milik saya,tetapi kebun ini juga milik sang raja. Separuh dari kebun itu adalah milik saya dan separuhnya lagi milik sang raja" Jawab wanita itu

"Baiklah jika begitu saya akan pergi menemui sang raja" kata ibrahim menimpali

"Maaf tuan saat ini sang raja tidak ada di istana, sang raja sedang pergi ke kota Balaq, di negri Kurasan." kata wanita itu menimpali

"Baiklah kalau begitu saya akan mencarinya di sana." jawab ibrahim bin adham sembari berpamitan untuk segera berangkan ke kota Balaq.

Jarak antara Bukhara dan Kurasan sangat jauh, butuh beberapa hari untuk sampai kesana. ibrahim telah bertekad dan dia pergi ke kota itu dengan berjalan kaki.

Setelah sampai di kota Balaq, Ibrahim mencari sang raja pemilik separuh kebun apel tersebut. Setelah bertemu dengan sang raja Ibrahim menceritakan semuanya.

"Oleh karena itu, saya mohon kepada Baginda raja untuk mengikhlaskan buah apel yang telah saya makan" Kata Ibrahim kepada sang raja

Sang raja terperanjat mendengar permintaan Ibrahim bin Adham, sang raja kaget dengan sikap jujur dan kehati hatian dari Ibrahim bin Adham.

"Wahai tuan Saya tahu bahwa tuan adalah sufi yang zuhud. Saya sangat menghormati tuan, seandainya tuan tidak memohon pun pasti saya mengikhlaskannya."Jawab sang raja.

"Alhamdulillah, sekarang saya menjadi tenang dan lega karena Baginda raja telah mengikhlaskannya. terima kasih banyak Baginda " kata Ibrahim menimpali

setelah urusan selesai Ibrahim bin Adham memohon izin untuk kembali ke rumah. Dan sang raja memberikannya seribu dinar karena kejujuran beliau.

Sumber : Koleksi cerita penggugah kalbu (Pustaka Media)
Back To Top